kue bandros

“Tapi letaknya di emperan jalan, gimana mas? Gapapa kah?” tanyanya. “Gapapa lah,  kan malah menjadi khas nya kalo ke sukabumi” jawabku. Yeah, malam itu dengan di temani mbak Neni, mencoba menikmati malam di sukabumi, bukan untuk mencari makanan berat, tapi cemilan untuk menutup makan malam di taman sari sebelumnya. Letaknya dijalan Gudang no 4, dekat persimpangan jl sudirman, di sebuah toko kecil yang menjual barang kelontong, namun di trotoarnya dijadikan semaccam lesehan untuk menjual cemilan ini, Bandros Ata namanya.

Begitu sampai di tempat, mobil dan motor yang parkir sudah ramai, seluruh bangku maupun lesehan yang ada sudah terisi, mungkin ada sekitar 25 orang plus 5 orang yang mengantri. Sambil berdiri menunggu antrian, melihat-lihat macam apa cemilan itu dan bagaimana proses pembuatannya. Sedikit kecewa, karena setelah melihat bentuk cemilannya, persis dengan yang namanya Gandos, jajanan semasa sekolah dasar di Solo. Dari proses pembuatan terlihat ada 2 versi yaitu biasa dengan warna kuning dan rasa coklat. Karena hanya sebagai penutup makan malam, hanya pesan yang rasa coklat plus segelas bandrek.

“Biasanya orang Jakarta kalo ke sukabumi mampir kesini mas,.. banyak sih yang
jualannya sama, tapi yang disini yang pertama dan yang paling ramai,.. bukanya sih ketika malam mulai datang sampai jam 03-04 shubuh mas,.. memang nama makanannya Bandros sih mas,.. didalamnya ada rasa kelapa gitu mas,..” begitualah beberapa percakapan sambil menunggu makanan datang. Kata-kata yang terakhir yang bercerita ada rasa kelapa membuat siap-siap kalo itu adalah makanan yang sama dengan Gandos, namun dengan melihat lebih detail tekstur dan bentuk permukaan luarnya harapan sesuatu yang beda itu masih ada.

Setelah hamper 30 menit menunggu, akhirnya datang juga. Tiap porsi berisi separo dari cetakan/wajannya. Dihidangkan hangat-hangat diatas piring kecil plastik. Colekan pertama terasa lembut teksturnya. Ah, pasti beda dari Gandos euy. Lanjut dengan mencicipinya, yeah memang beda. Lebih terasa seperti kue-kue seperti bolu yang di goreng  dengan potongan kelapa kecil sebagai sensasi rasa nya. Dihidangkan hangat memang lebih nikmat untuk menemani dinginya udara sukabumi. Seporsi Bandros dan segelas bandrek cukup membuat lumayan kenyang, apalagi setelah makan malam.

5 thoughts on “kue bandros

  1. Di Jakarta juga masih ada penjual Bandros, luq.. mungkin beda ya dgn yg di sukabumi..
    Kalo yg di Jakarta, penyajiannya ditaburi gula pasir.. enak.. panas-panas.. gurih karena pakai tepung beras dan kelapa.. *nyamnyam*
    Nah, kalo gandos.. aku belum tau.. 🙂

    Like

      1. maksudku gerobaknya di pasar mester. sekitar 500 m dr stasiun Jatinegara. hm.. kapan2 deh kalo pas lewat mampir. Tapi adanya siang. Jajanan klasik n mulai jarang yg jual..

        Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s